TULANG BAWANG (HO)-Pemanfaatan BBM jenis solar subsidi di SPBU 24.345.107 Terminal Menggala ibarat api jauh dari tungku, subsidi tepat yang digadang-gadang pemerintah tak ubahnya hanya aturan semata. Di SPBU Terminal Menggala, Kelurahan Menggala Selatan, Kecamatan Menggala, beberapa mobil dikeluhkan warga kerap membeli minyak jenis solar subsidi dengan jumlah besar.

J (41), salah satu Supir truk yang hendak membeli solar di SPBU ini kerap kehabisan karena banyaknya mobil langsir dengan membawa drum, yang sejak malam mengantri di SPBU dan memborong BBM jenis solar yang diduga selanjutnya akan dijual ke industri.

“Tiap hari ada sekitar puluhan mobil yang antri pada pagi maupun malam hari, bolak balik membeli solar dengan pengisian yang banyak, sekarang mereka antri tengah malam untuk mengelabui aparat,” ungkap J.

Tak hanya itu, seorang pengendara supir truk yang hendak membeli solar di SPBU Terminal ini harus bersaing dengan mobil pelangsir dengan drum yang lebih dulu membeli solar.

“Tengah malam mobilnya sudah ada puluhan mobil menunggu di SPBU, biar di tau mobil langsir tapi tetap dilayani sama SPBU,” ucap Pijai salah satu supir truk.

Sementara itu pengelola SPBU Terminal Menggala, Ari mengatakan bahwa mereka sudah ada rekomendasi dari dinas pertanian,

“Mereka langsung ke SPBU kami, kerana mereka sudah ada rekomendasi dari dinas pertanian. Kalau masalah yang ngelansir aturan nya cuma 60 liter, cuma sekali aja, kalau lebih dari 60 liter langsung kami sanksi,” ujarnya.

Subsidi tepat yang dinilai sebagai langka untuk menekan penjualan BBM subsidi yang tidak sesuai aturan ini jauh dari harapan.(Tim)